Puisi: Saat Tawar Masinnya Laut
Hidup tampak bernyawa dengan Rasa
Rasa masinnya garam, manisnya gula,
Rasa pahitnya tatkala hiba,
Rasa indah saat gembira,
Rasa itu seolah lakaran warna,
Sukar diterjemah melalui mata,
Setiap lakaran abstrak nilainya,
Seolah bernyawa ia bercerita,
Hanya yang pernah merasa,
Dapat menilai perjalanan cerita,
Namun tiap yang dinilai tidak serupa,
Jalan yang sama tapi maksud berbeza,
Rasa itulah mengetuk sanubari,
Yang akal acap kali terlepas kemudi,
Tika dengki, benci, marah menguasai,
Dikala ini iman jualah pendinding sejati,
Rasa itu terbit dari hati,
Corak murni dari hati yang suci,
Pabila sucinya hati dicemari,
Kehitaman menenggelami,
Rasa itu tampakkan nyawa,
Bila tawar sudah semuanya,
Tiada warna-warna rasa,
Seolah mayat bernyawa.
Yang tulus,
pelakarbisikanhati
Related Posts : love poems,
pelakar bisikan hati,
Puisi
No comments:
Post a Comment